Setiap buka TikTok, yang muncul cuma video body goals six-pack atau badan super ramping. Lalu kamu ngerasa minder, baper, dan mulai nge-restrict makan demi bisa kayak mereka. Tapi, apa diet seperti itu sehat untukmu?
Hai! Kita paham betul betapa mudahnya kita terpengaruh standar tubuh “sempurna” di media sosial. Tapi, diet yang kamu lakukan harusnya untuk kesehatan, bukan sekadar mengejar visual. Yuk, cari tahu cara diet sehat tanpa terjebak toxic comparison!
Toxic Comparison di Media Sosial: Kenapa Bisa Bahaya?
Tren “body goals” di TikTok atau Instagram sering menampilkan tubuh ideal dengan otot menonjol atau tubuh super langsing. Tapi, tahukah kamu?
- Banyak konten yang tidak realistis: Foto/video sering menggunakan filter, angle khusus, atau bahkan hasil editan.
- Perbandingan berlebihan bikin stres: Studi di Journal of Eating Disorders (2022) menyebut, remaja yang sering melihat konten body goals berisiko 3x lebih tinggi mengalami gangguan makan.
- Setiap tubuh itu unik: Genetik, metabolisme, dan gaya hidup tiap orang berbeda. Meniru diet orang lain tanpa pertimbangan ahli bisa berbahaya.
Contoh Kasus: Seorang mahasiswi di Jakarta memaksakan diet keto setelah melihat influencer TikTok kurus dalam 2 minggu. Alih-alih langsing, ia malah lemas, menstruasi tidak teratur, dan stres karena berat badan tak kunjung turun.
5 Tips Diet Sehat Tanpa Terjebak Toxic Comparison
a. Fokus ke Tujuan Kesehatan, Bukan Angka di Timbangan
- Tanya diri sendiri: “Apa tujuan dietku?” Jika jawabannya “biar kayak si A di TikTok”, ulangi pertanyaan itu!
- Utamakan indikator kesehatan: energi meningkat, tidur nyenyak, atau kulit lebih bersih.
Contoh:
- Darahah “turun 10 kg dalam sebulan”, coba “makan lebih banyak sayur dan protein untuk energi harian”.
b. Unfollow Akun yang Bikin Kamu Insecure
- Jika akun TikTok/Instagram tertentu bikin kamu merasa tak percaya diri, unfollow atau mute!
- Ganti dengan akun yang membahas body positivity atau tips nutrisi seimbang (e.g., @doktergizi_id atau @bodyposipanda).
c. Terapkan Pola Makan Seimbang, Bukan Ekstrem
- Diet sehat tidak perlu menghilangkan karbo atau lemak total. Kombinasikan:
- Karbohidrat kompleks: Nasi merah, roti gandum.
- Protein: Telur, tempe, daging tanpa lemak.
- Lemak sehat: Alpukat, kacang-kacangan.
- Hindari jargon “makanan baik vs buruk”. Sesekali makan es krim atau mi instan boleh, asal porsinya terkontrol!
d. Stop Bandingkan Progress Dietmu dengan Orang Lain
- Tubuhmu butuh waktu adaptasi. Turun 0,5 kg per minggu lebih sehat daripada 5 kg dalam 7 hari.
- Gunakan progress tracker: Catat energi, mood, atau ukuran lingkar pinggang, bukan hanya berat badan.
e. Cari Dukungan dari Lingkungan Terdekat
- Ceritakan tujuan dietmu ke teman atau keluarga agar mereka bisa mengingatkan untuk tidak over-diet.
- Jika merasa obsesif dengan makanan atau body image, konsultasi ke ahli gizi atau psikolog.
Diet bukan tentang hukuman atau mengejar standar orang lain. Tubuhmu adalah home terbaik yang kamu miliki. Rawatlah dengan nutrisi seimbang, pola hidup aktif, dan pikiran positif. Ingat: You’re more than your body goals!